Gladi Tari Rejang Renteng

WINDA SARI 25 Maret 2019 09:47:48 WITA

Gladi Tari Rejang Renteng yang dilaksanakan pada hari Minggu 24 Maret 2019 di bendungan Gerokgak yang diikuti semua desa  se-kecamatan Gerokgak, masing-masing Desa penarinya berjumlah 50 orang dalam rangka HUT Kota Singaraja yang Ke-415, yang dilaksanakan di sepanjang jalan Kota singaraja dari Jln Ngurah Rai tepat di depan Tugu Singa Ambara Raja sampai ke Jln. Pramuka.Tari Rejang Renteng di viralkan Oleh Ida Ayu Made Diastini, dan pakaian Tari Rejang Renteng sangat sederhana dengan hiasan di kepala Yaitu Sanggul Bali Asli. 

 

Sejarah Tari Rejang Renteng 

Pada Tahun 1999, tarian berhasil dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam rangka upaya pemerintahan untuk melestarikan tarian langka Rejang Renteng yang sudah merupakan pengembangan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 1999 yang terinspirasi dari renteng yang ada di Desa Adat Saren, Nusa Gede, Nusa Penida. Menurut penjeasan tim peneliti pada saat itu, hanya mengikuti tarian para pemangku yang sedang ngayah Ngerenteng di Pura Dalem Ped. Gerakan yang ada dalam Renteng tersebut hanya ada pada pengawak saja dan itupun gerakannya dilakukan berulang-ulang membentuk pola lantai lurus kebelakang dengan jumlah ganjil,berputar membentuk lingkaran dengan gerakan yang sederhana yang diulang-ulang sampai terakhir menuju keluar pura. Sedangkan gerakan pepeson yang ada dalam Tari Rejang Renteng yang sekarang pepesonnya diambil dari gerakan Mendet di dalam Tari Wali dan pengawak pada gerakan yang ada di dalam Tari Rejang Renteng yang sekarang diambil dri gerakan asli Rejang tersebut dan pekaadnya diulang kembali derakan pada papeson dan pengembangan dari gerakan-gerakan Rejang Dewa, dimana pada gerakan ngembat ke tengah, gerakan ngembat ke luar dan terakhir membentuk lingkaran dengan memegang selendang secara bersambung. Namun meurut peneliti, penelitian pada saat itu belumlah lengkap, maka dari itu peneliti ingin menyempurnakan hasil penelitian yang sebelumnya yaitu Tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Pada bulan Novemper 2017 peneliti diundang megajar di Nusa Lembongan persiapan ngayah berkaitan dengan upacara Catus Pata yaitu hari Anggara Kasih Tambir tgl 26 Desember tahun 2017 dipentaskan Tari Rejang Renteng ini oleh para ibu-ibu PKK di Desa Lembongan dan penabuhnya pun para ibu-ibu PKK dari Desa Lembongan. Kepercayaan di Desa Lembongan setiap odalan Catus Pata di Lembongan pastilah turun hujan yang disebut dengan ( Nunas Pice). Dari sanalah awal perjalanan peneliti untuk menelusuri asal mula Tari Rejang Renteng ini. Informasi awal peneliti dapat dari Jero Mangku Ketut Sutiana dari Desa Lembongan bahwa Tari Rejang Renteng ini awalnya berasal dari Desa Saren yang sebelumnya hanya di sebut Renteng saja . Hari Sabtu tanggal 10 Maret 2018 peneliti datang langsung ke Nusa Penida tepatnya di Banjar Adat Saren, Desa Pakraman Mujaning Tembling, Desa DInas Batu Madeg, Dusun Saren Satu , Nusa Gede. Disana peneliti bertemu langsung dengan mantan Kelian Adatnya yang bernama I Made Nase dan Pakraman Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batu Madeg, Dusun Saren Satu, Nusa Gede. Renteng ini ditarikan oleh para pemangku dan para wanita yang sudah kawin, tidak di perbolehkan wanita yang belum kawin atau yang belum berkeluarga.      

Komentar atas Gladi Tari Rejang Renteng

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Banyupoh

tampilkan dalam peta lebih besar